Mengenal VSAT, Cara Kerja, dan Hal-hal yang Berkaitan

satelit vsat

Keberadaan satelit memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, khususnya di era digital saat ini. Berbagai kemudahan dalam aktivitas manusia, baik dalam rutinitas biasa, urusan pekerjaan, hingga berbagai jenis hiburan, semuanya bergantung kepada satelit, terutama di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan GSM, Fiber Optik, maupun jaringan darat lainnya.

Berbicara tentang satelit, tentu tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai VSAT. Oleh karena itu, pada artikel kali ini akan diulas secara lengkap berbagai hal yang berkaitan dengan VSAT. Penasaran? Yuk simak ulasannya.

Contents

Sejarah Munculnya VSAT

VSAT merupakan singkatan dalam Bahasa Inggris yaitu Very Small Aperture Terminal. Sederhananya, VSAT merupakan stasiun penerima sinyal dari satelit yang menggunakan antena penerima berupa piringan berdiameter kurang dari tiga meter.

Fungsi utama VSAT adalah menerima dan mengirim data ke satelit, yang posisinya diperhadapkan ke sebuah satelit geostasioner. Selanjutnya satelit yang berfungsi sebagai penerus sinyal mengirimkannya ke berbagai titik yang telah ditentukan di bumi.

Satelit geostasioner sendiri merupakan satelit yang selalu berada pada poros yang sama, yaitu berputar pada sumbu perputarannya yang sudah ada.

Awalnya, keberadaan VSAT hanyalah suatu trademark milik stasiun bumi kecil yang dipasarkan oleh Telecom General di Amerika sekitar tahun 1980an. Keberadaannya sebagai sebuah terminal pemancar dan penerima transmisi satelit. Lokasi transmisi satelit tersebut tersebar di berbagai lokasi dan terhubung ke hub sentral melalui satelit melalui antena parabola dengan ukuran diameter tertentu.

VSAT sendiri merupakan stasiun kecil yang diameternya berukuran 2.4 meter. Ukuran antena yang disematkan padanya tergolong kecil. Adapun frekuensi yang digunakannya oleh kebanyakan aplikasi VSAT adalah Ku Band.

Masuknya VSAT ke Indonesia untuk pertama kalinya adalah pada tahun 1989. Waktu itu, masuknya VSAT seiring dengan maraknya bank-bank swasta yang membutuhkan system komunikasi online seperti ATM (Automated Teller Machine) untuk kemudahan dalam operasionalnya.

Penggunaan teknologi VSAT di Indonesia termasuk yang pertama kali di seluruh Asia Tenggara. Pengguna teknologi ini dipelopori oleh perusahaan swasta nasional PT Citra Sari Makmur (CSM) dengan lisensi PT TELKOM, yang beroperasi untuk pertama kalinya pada awal tahun 1990. Satelit yang digunakannya adalah PALAPA.

Saat ini, selain CSM masih ada 3 operator VSAT swasta lainnya yaitu Lintasarta, Elektrindo Nusantara serta Rintis Sejahtera (Primacom). Adapun pangsa pasar terbesar , masih dikuasai oleh CSM. Selain itu, sebenarnya masih ada 2 operator lainnya yang juga menggunakan VSAT, hanya saja sebatas pelayanan di kalangan sendiri, yaitu Dwi Mitra (kelompok Garuda Indonesia) dan BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika).

Cara Kerja VSAT

Keberadaan perangkat VSAT bukanlah hal yang asing bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang mempunyai TV satelit berlangganan. Umumnya perangkat ini disediakan oleh operator TV berlangganan dan dipasang di perumahan.

Umumnya perangkat VSAT terdiri dari tiga perangkat, yaitu Outdoor Unit, koneksi antara Outdoor Unit dan Indoor Unit, serta Indoor Unit. Untuk Outdoor Unit sendiri terdiri dari piringan satelit berdiameter kurang dari 1 meter, yang dibekali dengan perangkat penerima gelombang (BUC dan LNB).

Adapun koneksi antara Outdoor Unit dan Indoor Unit, bentuknya secara umum berupa kabel fiber atau kabel coaxial. Sementara Indoor Unit sendiri umumnya terdiri dari perangkat ethernet, modem, serta yang lainnya.

Cara kerja VSAT secara umum adalah sebagai berikut. Pertama, informasi yang akan terkirim harus melewati hub, yang selanjutnya ditransmisikan melalui VSAT di bumi menuju satelit. Nantinya satelit bekerja sebagai repeater frekuensi. Informasi yang diterima tersebut akan dikuatkan, lalu dikirimkan kembali menggunakan frekuensi yang lebih tinggi (retransmisi). Pasca ditransmisikan informasi tersebut, hub yang ada di bumi akan melakukan pengontrolan kepada seluruh operasi dari jaringan komunikasi tersebut.

Komponen Lengkap VSAT

VSAT tentunya bisa bekerja sebagaimana mestinya ketika semua komponennya tersedia. Adapun komponen lengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Hub Station

Hub station berfungsi sebagai pengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub sendiri terdapat sebuah Server Network Management System (NMS). Server tersebut akan memberikan akses kepada operator jaringan, sehingga bisa memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi di antara perangkat keras maupun komponen perangkat lunak.

Komponen Hub station terdiri dari Radio Frequency (RF), Intermediate Frequency (IF), serta peralatan baseband. Di sinilah pengaturan multiple channel dari inbound dan outbound data terjadi.

Adapun komponen RF terdiri dari antena, low noise amplifier (LNA), down-converter, up-converter, serta high-power amplifier. Sedangkan Peralatan IF dan baseband sendiri terdiri dari IF combiner/divider, modulator maupun demodulator.

2. Remote Station

Komponen-komponen pada Remote Station VSAT adalah sebagai berikut :

A.Outdoor Unit (ODU)

Komponen ini terdiri dari beberapa perangkat, yaitu :

a.Antena

Antena merupakan istilah untuk peralatan elektronik yang sengaja didesain untuk mengirimkan maupun menerima sinyal radio (microwave). Fungsinya sebagai transmisi energy gelombang radio melalui medium alami untuk komunikasi dari titik yang satu ke titik yang lain. Pada komunikasi VSAT, jenis antena yang digunakan adalah sebuah solid dish yang berbentuk parabola.

Komponen antena terdiri dari reflector, feedhorn, dan penyangga. Adapun ukuran dari reflector berkisar antara 0.6-3.8 meter. Sedangkan Feedhorn berfungsi mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut.

b.Radio Frequency Transmitter (RFT)

RFT terpasang pada frame antena, yang koneksinya ke feedhorn dilakukan secara internal. Komponen RFT sendiri adalah sebagai berikut :

Low Noise Amplifier (LNA)

Fungsi dari komponen yang satu ini adalah sebagai penguat sinyal yang berasal dari satelit melalui antena, dengan noise noise yang tergolong rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz).

Solid State Power Amplifier (SSPA)

Fungsi komponen yang satu ini sebagai penguat daya sehingga sinyal mampu terpancar pada jarak yang jauh. Keberadaan komponen SSPA ini tidak lain sebagai penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side), yang berfungsi sebagai penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz. Dengan adanya SSPA, sinyal RF yang terpancar pada band frekuensi 5.925 GHz sampai dengan 6.425 GHz bisa lebih kuat lagi.

Up/Down Converter

Perangkat ini multi fungsi, yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter. Disebut sebagai up converter karena kerjanya adalah melakukan konversi sinyal Intermediate Frequency (IF) atau sinyal frekuensi menengah. Frekuensi center yang digunakan adalah sebesar 70 MHz, yang berubah menjadi sinyal RF Uplink.

Adapun fungsi dari down converter adalah sebagai konverter sinyal RF downlink menjadi sinyal Intermediate Frequency (IF).

LNB (Low Noise Block)

Fungsi utama LNB adalah sebagai penerima sinyal satelit yang sangat lemah, yang selanjutnya akan dikumpulkan pada titik fokus antena. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa LNB adalah jantung dari antena satelit.

BUC (Block Up Converter)

BUC berfungsi sebagai penghantar sinyal informasi ke satelit, atau yang lebih sering disebut sebagai transmitter. BUC memiliki daya 2-5 watt.

B.Indoor Unit (IDU)

Modem VSAT juga terdiri dari perangkat indoor yang difungsikan sebagai modulator dan demodulator. Modulasi merupakan istilah untuk proses penumpangan sinyal informasi ke dalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesizer.

Keunggulan dan Kekurangan VSAT

A.Keunggulan

Berikut ini beberapa keunggulan yang dimiliki oleh VSAT :

  • Koneksi dapat dilakukan di mana saja, sehingga tidak harus LOS dan tidak terkendala oleh jarak.
  • Jangkauan cakupannya sangat luas, baik secara nasional, regional, maupun global.
  • Komunikasi mudah dilakukan, baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik. Komunikasi tersebut bisa secara broadcasting atau multicasting.
  • Infrastruktur dibangun dalam kurun waktu yang relatif cepat untuk daerah yang luas, dibandingkan teresterial.
  • Kecepatan bit aksesnya tergolong tinggi dengan bandwidth yang lebar. Oleh karena itu, VSAT dapat dipasang di mana pun selama dalam wilayah jangkauan satelit.
  • Tangguh dan dapat digunakan untuk koneksi voice, video maupun data, dalam keadaan bandwidth-nya lebar.
  • Saat terkoneksi dengan internet, jaringan terakses langsung ke ISP router, yang tingkat keandalannya mendekati 100%.
  • Sangat cocok jika digunakan di daerah yang tingkat kepadatan penduduknya jarang serta belum memiliki infrastuktur telekomunikasi.

B.Kekurangan

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah ungkapan ‘tiada gading yang tak retak’, menunjukkan bahwa sebagus apapun sebuah produk, pasti memiliki kekurangan. Dalam hal ini, VSAT juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu untuk diketahui. Kekurangan-kekurangan tersebut adalah sebagai berikut :

  • Tarif Instalasi perangkat maupun biaya yang dibebankan untuk berlanggan lumayan mahal.
  • Saat melewatkan sinyal TCP/IP, throughput terbatasi oleh delay propagasi satelit geostasioner. Namun saat ini berbagai teknik protokol link mulai dikembangkan agar masalah ini bisa teratasi. Diantara teknik yang dikembangkan adalah penggunaan Forward Error Correction yang memperkecil kemungkinan terjadinya pengiriman ulang.
  • Pengiriman sinyal dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit membutuhkan sekitar 700 milisecond waktu. Berbeda halnya dengan leased line yang hanya membutuhkan waktu sekitar 40 milisecond. Penyebabnya tidak lain oleh jarak tempuh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali lagi ke bumi. Posisi satelit geostasioner sendiri berada pada ketinggian 35.786 kilometer di atas permukaan bumi.
  • Semakin tinggi frekuensi sinyal yang terpakai mengakibatkan semakin tinggi pula redaman akibat curah hujan. Di sisi lain, band frekuensi yang sering digunakan untuk aplikasi broadcasting adalah S-band, C-Band serta KU-Band. Untuk daerah dengan curah hujan tinggi seerti Indonesia, penggunaan Ku-band mengakibatkan berkurangnya availability link satelit. Sementara daerah- daerah sub tropis yang tingkat curah hujan tergolong rendah, penggunaan Ku-Band tentu jauh lebih baik.
  • Rentan terkena sambaran petir.
  • Seringkali menembakan gas hydrazine (H2Z) sehingga rotasi satelit tetap stabil di orbit. Dalam hal ini, perlu beberapa kali dilakukan kalibrasi agar tetap pada orbitnya.

VSAT Darat

TNI AD sudah memiliki VSAT sendiri berupa perangkat satelit dengan jangkauan tidak terbatas yang dinamakan dengan VSAT Manpack. Perangkat tersebut dapat dibawa ke mana saja dan mudah diinstalasi. Dengan begitu, sinyal yang pancarkannya dapat menjangkau daerah terluar, terdepan, bahkan terdalam di wilayah Indonesia.

Keberadaan VSAT Manpack menjadikan TNI AD bisa mengintegrasikannya dengan mudah kepada alat komunikasi yang saat ini existing semisal radio HT yang berbasis IP Base. Integrasi yang dilakukan tersebut tentunya dengan sumber akses yang disediakan oleh VSAT Manpack.

Selain memiliki jangkauan yang tidak terbatas dan mudah dibawa ke mana saja, VSAT Manpack juga dibekali dengan auto track system, yang menjadikan perangkat tersebut bisa mendeteksi satelit secara otomatis.

VSAT Manpack sendiri merupakan bagian dari Tactical Integrated Satkom TNI AD. Itulah sebabnya mengapa sistem komunikasi tersebut terus dikembangkan, agar komunikasi dengan seluruh wilayah di Indonesia mudah dilakukan.

Outdoor unit pada VSAT Manpack terdiri dari antenna, BUC (Block Up Converter) yang berfungsi sebagai pengantar sinyal informasi ke satelit, dan LNB (Low Noise Block) yang berfungsi sebagai penerima sinyal informasi dari satelit.

Adapun indoor unit terdiri dari modem dan IFL (Inter Facility Link), beserta laptop untuk pengoperasiannya. Penunjang daya yang bisa digunakan bermacam-macam, bisa menggunakan genset, baterai, maupun solar cell atau panel surya.

VSAT Maritim

VSAT Maritim (Bisnis) Industri pertama kali dibuat Angkatan Laut AS pada September 1986. Waktu itu, tim pembuatnya terdiri dari tim perusahaan patungan dari Richard A. Hadsall, Presiden dan CEO dari Crescomm Transmission Services and Robert J. Matthews, Presiden SeaTel Inc. Hasil usaha bisnis ini nantinya dijadikan momen untuk penciptaan perusahaan Maritim Jaringan Telekomunikasi, Inc (MTN).

Peran VSAT pada industri maritim sangatlah bermanfaat. Sebab, fungsinya sangat besar, mulai dari tracking, akses internet, hingga Video Conference. Apalagi ketika VSAT tersebut disemati dengan  teknologi Automatic Tracking System (ATS), menjadikannya mudah untuk melacak kapal sehingga tetap terpantau keberadaannya setiap saat.

Selain itu VSAT Maritim juga dapat digunakan untuk kebutuhan CCTV dan Video Conference jika ingin melakukan komunikasi sesama awak kapal dengan rekan yang berada di tempat lain. Dengan begitu, awak kapal dalam menjalankan tugasnya dengan baik.

Demikianlah ulasan mengenai sejarah VSAT dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya. Semoga ulasan pada artikel ini bisa memberikan tambahan wawasan yang bermanfaat terkait teknologi satelit.

Det vanligaste misstaget hos män ska tas desperat gnist klitoris för tillfället när flickan inte är mycket upphetsad. Graden av beredskap att bestämma helt enkelt är tillräckligt för att spendera fingret runt ingången till vagina: Om det glider inuti betyder det att det är dags. Till att börja med kan du bara gå in i indexets tips och mellersta fingrarna och göra smidiga cirkulära rörelser, vilket är mycket mer trevligare än pseudofrictioner fram och tillbaka. Försök att ändra läs detta av dina handlingar. För närvarande när flickan redan är nära orgasm, få rätt rytm, som svarar på hennes lårs rörelser mot fingrarna.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *